Sabtu, 31 Maret 2012

waktu by Iva N Bbegh d'Layofmawud

Aku tak mengenalmu
Aku tak pernah melihatmu
Aku tak pernah tersenyum padamu
Betapa kejamnya aku...
Tapi itu bukan salahku
Benarkan???
Kau melaju bebas dan tak terbatas..!!
Kau tak punya batas
Kau tak punya rambu" lalu lintas..
Kau tak punya rasa yg pedas
Kau hanya sebuah kata
Tapi kau yg mengajariku untk melaju...
Melaju bebas, tak peduli dg rambu" lalu lintas
Tak peduli dg rasa yg pedas.., krn dg begitu, aku bisa melangkah bebas

Es by Zhiyzie Dolphin

Kurasa Kau sedingin es.
Suaramu via HP di balasan sms,
wujud tanpa bentuk.
Tapi kenapa aku begitu takluk?

Meski by Zhiyzie Dolphin

Meski sudah
Kuselami paling palung
Sampai airmatamu ke relung.
Meski sudah
Kusulut berbilang mendung
Sampai gelakgirangmu ke relung.
Meski sudah
Kueja senandung
Sampai awan mendengkur ujung.
Maka,
kuhabiskan kata.
Dan kubiarkan laron2 itu patah sayap.

31 Maret 2012

hanya hujan di pagi hari
sekarang ku rasakan panas sekali
sepanas jiwaku
karena tak ada yang mendinginkan
karena dia sedang pergi jauh dan masih beberapa hari lagi ku bertemu dengannya

Rabu, 28 Maret 2012

29 Maret 2012

hari ini adalah hari aneh dan luar biasa dalam hidupq
entah mengapa tangan kananku kaku waktu bangun n baru bisa bergerak setelah ku wudhu

jam setengah 8 ku kira da kul b,ing, baru ku sadar bahwa dosen.a lg d'jakarta setelah q bertemu temanq

jam 9 ketika q memasak nasi n mie indomie d'ukm trnyata jam 9 da kul manajemen pendidikan dan saat itu q harus presentasi. jadinya q terlambat 40 menit dengan alasan kesiangan, hhe.

td ketika mau nganterin imoe k'kost.a, helmq tiba2 hilang d'parkiran mobil, ternyata diamankan oleh penjaga SC gara2 parkirin motor di parkiran mobil,

setelah q tunggu lama, nasi.a og gk mateng2, ternyata rice kuker.a belum q ceklekin, "sampai nnti malam ya blum mateng", kata bang arif. q pun beli lauk d'depan lapangan softbal, dg 12.000 dpt lauk banyak padahal di tambah makanan moe.

q pun d'ajak k'kost moe, dia gk ngijinin aq pergi sampai jam 01.00.
moepun q antar k'tempat nunggu bis sktar jam 04.00 karena q kesiangan saat tidur d'kost rian

Senin, 26 Maret 2012

menulis buku kehidupan by Rony Kurniawan Pratama

Manusia seperti sebuah buku..
Cover depan adalah tanggal lahir..
Cover belakang adalah tanggal kematian…
Tiap lembarnya adalah tiap-tiap hari dalam hidup kita dan apa yg kita lakukan…
Ada buku yg tebal, ada buku yg tipis…
Ada buku yg menarik dibaca…
Ada yg tidak sama sekali menarik dibaca…
Sekali menulis, tidak akan pernah berhenti sampai selesai….

Yang hebatnya, seburuk apapun halaman sebelumnya…..
Selalu tersedia halaman selanjutnya yg putih bersih, baru dan tiada cacat…
Sama dengan hidup kita,
seburuk apapun hari kemarin,
Allah selalu menyediakan hari yang baru untuk kita…
Kita selalu diberi kesempatan yang baru,
Untuk melakukan sesuatu yang benar dalam hidup kita setiap harinya,
memperbaiki kesalahan kita,
Dan melanjutkan alur cerita yg sudah ditetapkanNya untuk kita masing-masing….


Nikmatilah dan isilah halaman buku kehidupanmu dgn hal-hal yang benar….

Dan jangan lupa, untuk selalu bertanya kepada Allah, tentang apa yg harus ditulis tiap-tiap harinya…
Supaya pada saat halaman terakhir buku kehidupanmu selesai, engkau didapati sebagai pribadi yang di ridhoiNya….
Dan buku kehidupanmu layak untuk dijadikan teladan bagi anak cucumu….
Selamat menulis di buku kehidupanmu, dengan tinta cinta dan pena kebijakan…. Selamat beraktifitas ….
Semoga Allah memudahkan semuannya untuk kita pada hari ini dan selanjutnya…..

Senandung Hati Ungu by Depp Holmes

Seberkas lengkungan cahaya merah di langit bagian barat. Matahari mulai menghapus jejak jejak yang terekam olehnya hari ini. Membiaskan senja yang begitu indah. Kemudian dipantulkan oleh air laut yang nyata nyata ikut menikmati goresan cahaya matahari sore itu bersamaku.

Sementara itu dari sebelah timur terlihat gunung gunung berbaris ikut pula menikmati keindahan suasana pantai sore itu. Dari penjuru penjuru pesisir terasa angin kesejukan berhembus menembus ke tulangku.Desir pasir pantai mencekram erat jari jari kakiku seolah menyuruhku untuk tetap berada di sini. Waktu telah menunjukan pukul 17.00 WIB di arlojiku. Entah berapa lama aku berada di sini menikmati lukisan alam yang diciptakan oleh-Nya, dengan ditemani benda usang yang begitu berarti bagiku sekarang.Benda yang akan menjadi saksi perjalanan cerita kasihku bersama seseorang.

"Subhanaullah, betapa indahnya yang telah Engkau lukiskan ya Allah."

Dalam termenungan itu aku mulai mengingat sejatinya apa yang telah membawa hatiku yang sedang bersenandung dalam kesedihan hingga berada di sini. Mengagumi karya yang begitu indah yang telah Kau ciptakan.

***

Pagi itu seperti biasa matahari pagi masih setia menyapaku. Sebelum ia menampakan dirinya aku bangun hendak menunaikan kewajibanku sebagai seorang muslim. Air segar aku basuhkan ke mukaku mengalir menghapus mimpi mimpi yang kualami selama tidurku semalam. Setelah aku berwudhu lantas aku segera menjalankan kewajibanku yaitu  shembayang subuh. Kemudian Berdoa agar yang ku jalani hari ini lancar dan mendapat ridho dari-Nya.
Setelah melaksanakan tugasku sebagai seorang muslim dan kemudian mandi membersikan badanku dari bau bau tak sedap pagi ini.

Aku melihat Ibuku sudah siap dengan masakanya pagi itu. Nampaknya dia bangun lebih awal dariku dan menyiapkan sarapan yang selalu aku nikmati setiap pagi. Nasi hangat terlihat mengepul di atas bakul , telur ayam melihatkan senyumnya tak tega aku untuk memakanya. Sesegera ku selesaikan urusanku pagi itu.
Aku berpamitan pada ibundaku lantas menuju tempatku menimba ilmu.

"Assalmmu'alikum." aku cium tangan kananya dengan rasa hormat.

Ibu membalas salamku dengan wajah mengembang. Kemudian sesegera aku berangkat sekolah pagi itu. Udara pagi kota Jogja yang mulai tak segar untuk dirasakan, karena asap asap tak bertanggungjawab keluar begitu saja dari lubang kendaraan menemani perjalananku bersama hiruk pikuk lalu lintas jalanan kota tercintaku.

***

Sesampai di sekolah setelah memarkirkan kendaraanku. Aku menuju ruang kelas yang sejak tiga tahun selalu ku huni bersama teman temanku. Jam pertama pagi ini adalah Matematika , pelajaran yang menyegarkan di pagi hari. Ku lihat di depan pintu Adinda gelisah seperti menunggu seseorang. Benar saja ternyata dia sengaja di sana untuk menungguku. Kemudian ia menyapaku dan menghentikan langkah langkah kakiku.

Tapi tak seperti biasanya kekasihku ini nampak beda hari ini.

"Nam, siang ini sepulang sekolah aku ingin bicara padamu !"
"Kenapa tak sekarang aj Nda ?" tanyaku sambil menatapnya , tapi dia langsung menghindari tatapanku dengan sengaja.

Kemudian ia berjalan menuju tempat duduknya di salah satu sudut kelas. Aku pun lantas duduk karna ku lihat guruku sudah datang hendak mulai pelajaran hari ini. Hati dan perasaan ini tak tenang memikiran ucapan dan sikap kekasihku yang tak seperti biasanya. Pikiranku tak bisa fokus memperhatikan pelajaran, ku lihat Adinda dari tempat duduku. Semakin lama ku perhatikan dia semua anggota tubuhku ini tak kuasa lagi memikirkan sikapnya tadi.

***
Detik berdetak berganti menit. Kemudian menit demi menit terus berjalan. Pelajaran hari ini tak ada yang masuk ke otaku yang ada hanya pikiran tentang sikap Adinda tadi pagi yang membuat semua anggota badanku gelisah.Jam sekolah telah berakhir matahari mulai condong ke arah barat. Teman teman mengajaku pulang namun aku menolak ajakan mereka. Aku duduk di sebelah Adinda kemudian aku rapatkan kursiku lebih dekat dengannya.

Kelas sudah sepi saat Adinda mulai pembicaraanya.

"Nam, aku minta maaf padamu hubungan kita harus berakhir di sini." kata Adinda seraya mengusap eluh yang menetes di pipinya.

Kalimat yang diucapkanya itu terasa asing di hatiku. Semua yang tertempel di dinding kelas nampak olehku berjatuhan satu demi satu, tatkala ku dengar kalimatnya tadi.

"Kamu bilang apa ?"
"Maaf Nam !"
"Tapi apa alasanya, Nda ?"

Air mata yang sejak tadi terbendung oleh kantung hati dan tersumbat oleh perasa tegar mulai mengalir di wajahku.

"Aku mau meninggalkan Jogja Nam, aku tak ingin menyakiti hatimu Nam tak mungkin juga kita berpacaran dengan jarak jauh karena sesunggnya itu hanya akan membawa kecurigaan diantara kita. Aku masih sayang kamu Nam, tapi apalah diriku jika rasa sayang itu tanpa ada kehadirimu disisiku kelak saat aku telah pergi. "
"Mengapa kau mau meninggalkan Jogja ? "
" Aku tak bisa menjawab pertanyaanmu itu Nam, tapi berjalanya waktu kau akan tahu" kata Adinda seraya membendung air matanya.
"Sesungguhnya aku tak ingin meninggalkan Jogja meninggalkan kenangan indah bersanamu selama ini tapi apa lah dayaku hanya seorang anak angkat yang mencoba patuh kepada orang tua angkatku yang telah memberiku penghidupan, memberikan kasih sayangnya padaku selama ini bahkan melebihi orang tua kandungku." Sambung Adinda.

Telinga ini tak sanggup untuk terus mendengarkanya.

" Aku sayang kamu Nda, mengapa kau tega melakukan ini padaku  Nda ? " kataku.
" Sudah Nam,aku tak ingin melihat dirimu semakin sedih hanya karena diriku, trimakasih atas semua yang pernah kau berikan padaku selama ini "

Adinda berkata terakhir kalinya padaku, seraya memberikan kecupan di keningku lalu pergi meninggalkanku sendirian.

Perasaan ini hancur, hati ini menangis. Tembok tembok seolah semakin menghimpit dadaku. Hubungan yang sejak kelas satu aku jalani bersama pujan hatiku kandas sepihak begitu saja tanpa sebab yang tak ku mengerti.

***

Suara dering pesan di telepon genggamku menyadarkan senjaku di pantai. Kulihat pesan dari ibundaku menanyakan keberadaanku,mungkin ia gelisah mencari anak lelaki semata wayangnya ini.

Kemudian kupandangi benda usang , gelang tangan pemberian Adinda kuingat kembali kenangan bersamanya.

Goresan senja matahari kian lama kian menghilang ditutupi oleh tirai malam yang mulai terpasang. Kemudian diterangi oleh cahaya bulan yang terpantul ke luasnya samudra hindia yang menyilaukan mata ini. Tak kusangka cerita cintaku ini telah membawa diriku di pantai merenungi makna di balik perpisahan kisah kasihku bersama Adinda.

Tertinggal Satu Nama by Depp Holmes

Sinar mataharai tak mampu tuk menembus tirai awan mendung. Di langit bagian barat matahari hanya mampu membuat rona kemerahan. Kilatan-kilatan menyilaukan sesekali membelah angkasa, menggemakan suara yang menunjukan keperkasaanya. Ujung-ujung kilatan seolah melembek seperti kerupuk yang melempem, saat gerimis mulai turun. Aroma menyejukan mulai tercium saat tetesan tetesan air mulai membasahi tanah. Kemudian meresap kedalam memberi penghidupan pada setiap pohon yang tertanam di bumi. Tak semua air bisa dengan mudah meresap ke dalam tanah, mereka tertahan terlebih dahulu oleh rindangnya pepohonan halaman SMA ku.

Kodok-kodok nampak kedinginan tumpang tindih jantan dan betina menciptakan romansa diantara mereka. Sesekali sang jantan bernyanyi untuk menarik perhatian para betina. Saat sang betina mulai mendekatinya. Jantan itu terlihat bangga dapat menaklukan seekor betina. Bukan hanya kodok yang nampak kedinginan. Diantara ranting pepohonan burung-burung emprit saling berdekatan menciptakan kehangatan diantara mereka.

Setiap lorong sekolah, aku perhatikan sangat sepi. Hanya beberapa penjaga sekolah sedang asik menikmati kopi sambil meraup cerutu mereka.

Angin menghembus masuk ke setiap ruang kelas. Tak luput angin itu menyapaku yang sedang termenung di salah satu bangku lorong sekolah. Dingin kurasakan menembus ke dada semakin membekukan hati ini. Ingin rasanya seperti kodok dan burung emprit itu, memadu kasih menciptakan kehangatan.

Dalam hati ini masih bertanya.

"Mengapa kau tega Arta. Saat aku kedinginan disini, kau sedang bercanda mesra dengan lelaki lain. Mungkin di pikiranmu kau masih punya harga, hingga kau berani bertaruh dengan hati lain."

Dalam termenungan setiap senja sepulang sekolah. Selalu tergambar di pikiranku wanita yang telah menciptakan luka hati ini. Arta membuatku penuh dengan rasa tak berdaya, jenuh tuk mengelana sisa kehidupanku. Entah sampai kapan akan terus berlangsung seperti ini.

Pelajaran setiap guru hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri sebelum sempat direkam oleh otak. Bahkan lebih parah ilmu itu belum sempat masuk ke telinga kanan sudah terlebih dahulu terpantul keluar.

" Ya Allah , tegar kan lah hati hambamu ini."

***

Musim hujan belum juga berlalu. Udara kesejukan selalu dirasakan orang setiap harinya. Nyamuk asik berkembang biak. Musim penghujan memberikan mereka kenyamanan untuk memperbanyak jenisnya. Matahari hanya sesekali menampakan diri untuk menyapa semua makhluk hidup. Hanya sekedar menghangatkan bumi kemudian menghilang tertutup tirai mendung.

Siang hari sekarang tak terasa panas. Hujan lebih sering menghiasi langit. Terkadang hujan itu ditangkap oleh cahaya samar-samar matahari. Kemudian dibiaskanya menjadi tujuh warna yang indah. Membentuk lukisan pelangi hasil karya dari-Nya.

Bangku sekolahku semakin sepi, karena sebagian siswanya sudah pulang, walaupun keadaan saat itu sedang hujan. Ada yang masih duduk-duduk di depan kelas menunggu hujan reda. Aku masih di dalam kelas termenung mencoba mengurai setiap permesalahan yang ada di hati ini.

"Hei , Sahdan !"

Suara wanita terdengar di telingaku lirih. Karena tersamarkan oleh suara hujan. Sehingga aku tak mendengarnya. Duniaku masih berada dalam termenungan itu.

"Sahdan, nglamun aja !" bentak wanita itu membangunkan kesadaranku.

Kini Fia sudah berada di sampingku.

"Sudah , yang lalu biarlah berlalu. Ngapain masih dipikirkan lagi ?"
"Apa lhoo , udah sana pergi ganggu aj kamu!"
"Ngusir critanya ?"
"Iya."
"Aku ada cerita buat kamu Dan."
"Aku gak tertarik."
"Ada yang suka kamu."

Fia terus saja berbicara menggangguku. Seperti kereta berjalan terus tak ada hentinya, walaupun terlihat olehnya diriku tak bersemangat. Tapi perkataanya yang terakhir itu membuatku tertarik seperti magnet yang akan tertempel di besi.

Ku jawab perkataanya tapi dengan nada sangat acuh.

"Siapa ? Paling paling cuma bohong."
"Eh tak percaya, aku beneran Sahdan. Buat apa harus berbohong ?"
"Terus siapa ?" tanyaku kembali.
"Aisah , udah lama dia naksir kamu. Tapi ia tau jika kamu punya Arta. Jadi Aisah tak berani tuk mengenalmu lebih jauh."
"Hemmm." mendengar penjelasan Fia aku hanya bisa menggumam.
"Terus." kataku.
"Saat dia tahu bahwa kamu udah tidak sama Arta, Aisah mencoba mengenalmu lebih dekat. Ini nomer teleponya catatya."

Terang Fia kepadaku dengan sangat jelas. Kemudian ia menulis sebuah nomer telepon pada bukuku. Fia pamit pulang, karena di luar hujan mulai berhenti. Hujan semakin nyata meninggalkan kesejukan yang coba menentramkan hati.

***

Sekian lama hati ini selalu merasakan sakit oleh penghianatan cinta. Cinta telah membuatku mengenal tentang rasa payah. Sekarang tak kan ada lagi pertanyaan siapa yang benar dan siapa yang salah. Tetapi yang aku pikirkan dan ingin aku tanyakan lagi. Apakah aku akan jatuh dalam lubang yang sama lagi ? Tentu tidak. Aisah tak sama dengan Arta.

Fia membuka jalan hatiku kepada Aisah. Aku perkenalkan kepadanya namaku Sahdan. Semenjak saat itu Aisah selalu menghiasi hari- hariku. Dahulu saat hati ini merasa sedih dihianati oleh seorang wanita, hati ku ini serasa dihujani paku berpuluh puluh kilogram, tanpa ada seseorang yang mau membantu aku untuk mencabut paku itu. Tapi Aisah ? Aisah telah memberiku gambaran tentang arti seorang wanita yang sesungguhnya, gambaran yang selama ini aku dapatkan adalah semua wanita di dunia ini sama seperti Arta. Tetapi di dalam diri Aisah aku menemukan sosok lain. Sosok wanita yang memiliki pribadi sungguh mengagumkan. Awalnya aku ragu apakah dia benar-benar mencintaiku seperti yang diberitahu Fia kepadaku ? Setelah aku mengenalnya lebih dalam, aku yakin di dalam hati Aisah ada satu ruangan khusus yang sengaja dibuatnya hanya untuku. Ruang itu hanya ada saat manusia sedang merasakan apa itu jatuh cinta ? Ruangan dimana hanya ada satu orang raja yang mampu bertahta di dalamnya.

Ketika matahari akan menghanyutkan dirinya di balik cakrawala. Saat itu matahri tertutupi oleh mendung yang menggantung. Gerimis perlahan-lahan mengujani bumi ini. Sayup-sayup bunyi dentingannya terdengar di atas genting sekolah, seolah seperti sabda dari-Nya. Di sudut sekolah aku utarakan isi hatiku kepada Asiah. Dimana di dalam diri Aisah aku menemukan arti seorang wanita yang sesungguhnya. Biarlah gerimis ini yang menjadi saksi.

"Aisah taukah kau ? Aku sedang merasakan jatuh hati kepadamu."

Badan Aisah melemah jatuh ke tangan Sahdan dan seraya menengadah dengan pandangan penyerahan, keluar dalam mulutnya bisik lesu hampir-hampir tiada kedengaran, "Lama benar kau menyuruh saya menanti katamu ...."

Tak dapat lagi Aisah meneruskan ucapanya sebab Sahdan menunduk menatap mata Aisah dan membisukan mulutnya. Dalam curahan cinta Sahdan, kini tinggalah satu nama di dalam hatinya, yakni Aisah.

Masa Lalu Tertinggal by.-Nazril Ilham


Aku adalah jari-jari.
Memegang roda putar bumi.
Tenang di sisi panikku.
Mengetuk rasa membawaku.

Di sini tersenyum.
Di satu diri ku melamun.
Terangi sisi gelapku.
Merenung . .
Arah menuntunku.

Sadari langkahku.
Di celah bumi ku terpaku.
Mencari arti hidupku yang baru.
Relakan nafasku.

Ku menunggu datang terang.
Biarkan gelap menghilang.
Bantu aku tuk menunggu roda membawaku.

Dan kini ku biarkan masa lalu menghilang.
Dan tanpa beban aku meninggalkan belakang.

Lalu ku biarkan masa lalu menghilang.
Tanpa beban aku meninggalkan belakang.

-Nazril Ilham

Situasi by Tofah Rakhmat Pambudy ·

Aneh
dalam hiruk pikuk irama
tegur bukan istilah sapa
dan segala berjalan
seperti sedia kala
diam,
sementara segala kecurigaan hadir
bersendau, gurau
di tengah kebisingan
memekakkan

Minggu, 25 Maret 2012

DERAS

mengalir angin
mengalir air hujan
mengalir darahku
dengan deras mereka mengalir
menghujam ragaku
hingga dengan deras pula ku rontok dan hancur

25 Maret 2012

pertama kali ku tak menciumnya
pertama kali ku jalan2 dengannya ke benteng fandervort malioboro

Jumat, 23 Maret 2012

23 Maret 2012

seharian hanya kurasakan sepi, sendiri, dan hampa
yang seharusnya ramai dengan cinta, kasih sayang, dan rasa kangen yang telah lama terobati.
mungkin q harus menghormati hari nyepi yg memang sepi.

IMAS ARIFIANI

Insan ini hanya bisa diam
Menatap matanya yang membiaskan warna pelangi
Adrenalin dalam tubuh kurasa diproduksi terlalu berlebihan
Sampai jantung tak berhenti berdetak kencang

Andai waktu adil padaku
Raganya pasti masih tetap menemaniku disini
Indahnya cinta memang membuat lupa segalanya
Fantasikupun berlanmjut karena jiwanya ku tak biarkan pergi
Inginku menciumnya selalu setelah ku dapatkan SIM (Surat Ijin Mencium) darinya
Angin sepoi-sepoi sampai ku larang membelai wajahnya
Nafas yang ku hembuskan ke udara sepertinya sudah menyejukkannya
I Love You IMAS ARIFIANI

Kamis, 22 Maret 2012

Senin, 12 Maret 2012

sahabatku punya sahabat baru

sahabat sahabatku punya sahabat baru
aku disini jadi sendiri
mungkin ini salahku yang terlalu egois
membiarkan mereka sendirian ketika mereka butuh aku

senja

barisan warna di waktu senja
terbias gelombang air laut yang  berkejar-kejaran


Tagore

Dia yang pernah berdiam di kedalaman keberadaanku, dalam temaram cahaya dan pandangan sekilas. Dia yang tidak pernah membuka kerudungnya di cahaya pagi, akan menjadi pemberian terakhirku padamu, Terbungkus dalam nyannyian terakhirku

saat badai menggulung

saat badai menggulung
harapan tak epenuhnya menghilang
ia hanya tertutup awan pekat

Kamis, 01 Maret 2012

"Bayang Abadi" by ryan cahya gumilang


SEPERTI INI...............,
Hening malam ku sendiri
Bintang bulan ku pandangi

Hari-hari ku lewati


Kenangan indah dengan mu

Masih terasa di hati

Rasa sedih tak bertepi

Tak ada cinta sejati didunia ini


Mungkin kau tercipta tuk pergi
Meski bayangmu dibenak abadi

Saat ini dirimu telah pergi

Berdiri menanti kau kembali


Mungkin kau tercipta tuk pergi

Meski bayangmu dibenak abadi
Saat ini dirimu telah pergi

Berdiri menanti, Berdiri menanti
Berdiri menanti kau kembali

Bayangmu kan abadi

Meski kau telah pergi
Disini ku berdiri

Menanti kau kembali

aku by ryan cahya gumilang

aku,
ya.......,hanya aku,
seorang aku yang tiada berarti,
seorang manusia tanpa sebuah arti,
aku,
seorang pribadi yang s'lalu bermimpi,
pribadi tanpa sebuah guna bagi mereka yang di'sini,
aku,
sebuah benda kecil yang menginginkan tempat yang luas,
benda bergerak yang tak pernah d'anggap,
aku,
apa artinya kata aku???,mungkinkah memiliki makna
???,mungkinkah ada harganya???,
ya.........,itulah aku,aku aku dan aku....,d'dunia ini apakah hanya aku yang merasa seperti ini???,
SEAKAN HIDUP SENDIRI,SEPI,SUNYI,SAKIT HATI..........,bukan lagi hal yang baru dalam gerak kaki hidupku,

sesuatu yang menanti di balik jendela setelah hujan reda by muhamad arif wibowo


sepoi angin dalam bingkai kaca
menerobosi pori dinding yang tersemai rinai
yang dingin...
yang bergeming...
t’lah hilang bergurat puing
sehingga tertuang di retina bersama angin
sehingga menguap melukis jejak
dan melinang biasan pandang

garis-garis kemarin
tertinggal dalam bingkai kaca
guratannya sirna
dalam dekapan cahaya
sehingga berbinar air, yang
mengaburkan asa dalam mozaiknya

harapnya merapati bingkai berbening
mengaburkan pandang bersapu air.

dalam pagutan aingin bisikannya cemas
dalam temaram bayang tubuhnya terhempas
yang terlihat hanya bayang gerhana mirna
atau mungkin hanya bayang pandang ilusi mata

nada lingkar biasnya merasuk relung gulana
bisikkan lembutnya membawa kabar asa

:mungkin dia kembali menghampiri
:mungkin dia akan tetap sepi

tapi kan slalu tetap dinanti
di balik jendela setelah hujan reda


lorong lorong masa silam by Muhamad thoriq aufar

Sketsa bayangbayang tengah tercecer
Mengotori dunia lantas kian menua.
Lukisan lensa mata tampak penat
Dihajar waktu akan rindu
Dan langit tak lagi membiru.
Aku pungut satu per satu,
Bayang-bayang itu.
Menyusuri jalan panjang penuh debu

Hitam siang lebih gelap dari malam
Dingin tak lagi menembus panas kulitku
Dalam beku keringatku mengalir bagai mata air
Dunia bisu kelabu dan muak
Coba urutkan bayang-bayangmu
Urutkanlah masa tiada akhir

di akhir tahun

Di akhir tahun ini
Aku mengawali langkah
Bersama kawan yang memberiku cahaya
Bersama kawan yang memberiku surga

Di akhir tahun ini
Aku ingin menjadi manusia yang sebenarnya
Manusia yang lahir kembali
Manusia yang diselimuti bulu-bulu putih

Di akhir tahun ini
Semoga jejak kakiku mampu mendentum
Agar dosa yang pernah terukur
Hilang, musnah, lebur menjadi debu

ku cinta seorang sahabat

di sini aku sendiri
di sini aku kesepian
ku rasa sahabat mulai menjauh
karena ku selalu bertanya akan isi hatinya

kemudian ku bertanya kepada gunung yang tinggi menjulang
apakah ku salah mencintainya?
ketika hatinya sedang kosong
dikala ku telah terlalu lama terdampar di kegelapan