Senin, 12 Maret 2012

Kamis, 01 Maret 2012

"Bayang Abadi" by ryan cahya gumilang


SEPERTI INI...............,
Hening malam ku sendiri
Bintang bulan ku pandangi

Hari-hari ku lewati


Kenangan indah dengan mu

Masih terasa di hati

Rasa sedih tak bertepi

Tak ada cinta sejati didunia ini


Mungkin kau tercipta tuk pergi
Meski bayangmu dibenak abadi

Saat ini dirimu telah pergi

Berdiri menanti kau kembali


Mungkin kau tercipta tuk pergi

Meski bayangmu dibenak abadi
Saat ini dirimu telah pergi

Berdiri menanti, Berdiri menanti
Berdiri menanti kau kembali

Bayangmu kan abadi

Meski kau telah pergi
Disini ku berdiri

Menanti kau kembali

aku by ryan cahya gumilang

aku,
ya.......,hanya aku,
seorang aku yang tiada berarti,
seorang manusia tanpa sebuah arti,
aku,
seorang pribadi yang s'lalu bermimpi,
pribadi tanpa sebuah guna bagi mereka yang di'sini,
aku,
sebuah benda kecil yang menginginkan tempat yang luas,
benda bergerak yang tak pernah d'anggap,
aku,
apa artinya kata aku???,mungkinkah memiliki makna
???,mungkinkah ada harganya???,
ya.........,itulah aku,aku aku dan aku....,d'dunia ini apakah hanya aku yang merasa seperti ini???,
SEAKAN HIDUP SENDIRI,SEPI,SUNYI,SAKIT HATI..........,bukan lagi hal yang baru dalam gerak kaki hidupku,

sesuatu yang menanti di balik jendela setelah hujan reda by muhamad arif wibowo


sepoi angin dalam bingkai kaca
menerobosi pori dinding yang tersemai rinai
yang dingin...
yang bergeming...
t’lah hilang bergurat puing
sehingga tertuang di retina bersama angin
sehingga menguap melukis jejak
dan melinang biasan pandang

garis-garis kemarin
tertinggal dalam bingkai kaca
guratannya sirna
dalam dekapan cahaya
sehingga berbinar air, yang
mengaburkan asa dalam mozaiknya

harapnya merapati bingkai berbening
mengaburkan pandang bersapu air.

dalam pagutan aingin bisikannya cemas
dalam temaram bayang tubuhnya terhempas
yang terlihat hanya bayang gerhana mirna
atau mungkin hanya bayang pandang ilusi mata

nada lingkar biasnya merasuk relung gulana
bisikkan lembutnya membawa kabar asa

:mungkin dia kembali menghampiri
:mungkin dia akan tetap sepi

tapi kan slalu tetap dinanti
di balik jendela setelah hujan reda


lorong lorong masa silam by Muhamad thoriq aufar

Sketsa bayangbayang tengah tercecer
Mengotori dunia lantas kian menua.
Lukisan lensa mata tampak penat
Dihajar waktu akan rindu
Dan langit tak lagi membiru.
Aku pungut satu per satu,
Bayang-bayang itu.
Menyusuri jalan panjang penuh debu

Hitam siang lebih gelap dari malam
Dingin tak lagi menembus panas kulitku
Dalam beku keringatku mengalir bagai mata air
Dunia bisu kelabu dan muak
Coba urutkan bayang-bayangmu
Urutkanlah masa tiada akhir

di akhir tahun

Di akhir tahun ini
Aku mengawali langkah
Bersama kawan yang memberiku cahaya
Bersama kawan yang memberiku surga

Di akhir tahun ini
Aku ingin menjadi manusia yang sebenarnya
Manusia yang lahir kembali
Manusia yang diselimuti bulu-bulu putih

Di akhir tahun ini
Semoga jejak kakiku mampu mendentum
Agar dosa yang pernah terukur
Hilang, musnah, lebur menjadi debu

ku cinta seorang sahabat

di sini aku sendiri
di sini aku kesepian
ku rasa sahabat mulai menjauh
karena ku selalu bertanya akan isi hatinya

kemudian ku bertanya kepada gunung yang tinggi menjulang
apakah ku salah mencintainya?
ketika hatinya sedang kosong
dikala ku telah terlalu lama terdampar di kegelapan