Sajak yang tertinggal pada ruang itu
adalah seraut kenangan yang mengisi
kursi-kursi setiap sudutnya
juga, lembaran-lembaran kertas
yang dibiarkan terbuka di atasnya
Pernah kutanya pada salah satu jendela
mengenai sajakku yang tertinggal itu
--Jendela yang menghubungkan kita
:pada lapangan basket, lapangan bola, dan
kolam renang para penikmat olahraga--
Tapi, katanya.
ia tidak tahu dimana sajakku yang tertinggal itu
Juga kupernah bertanya pada angin
tapi, katanya.
ia tidak melihat sajakku.
Padahal ia sudah mencarinya
dengan menggeretapkan atap-atap ruangan itu
Sajakku masih tertinggal pada ruangan itu
Sedang aku, akan terus mengingatnya
pada sudut ruang yang mana
tempatku menulis sajak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar