Jumat, 31 Agustus 2012

SESUNGGUHNYA AKU oleh Apriansyah Segara pada 28 Agustus 2012 pukul 23:07 ·

Ini aku, membara di kesunyian yang melilit
Dalam gaduh yang dipenuhi kekosongan
Hanya dalam buku, gelap menjadi terang
Aku telah memindahkan kata-kata ke dalam tubuhku
Mengisi ruang yang belum terungkap, tidak oleh apa pun

Dadaku bergemuruh, menciptakan ledakan-ledakan
Di mana sunyi menjelma sorga
Dan kabut di subuh yang baru lahir itu melenyapkan pohonan,
Padi-padi menghilang ke dalam tiada.

Aku telah tersungkur di tapal batas mimpi dan kenyataan.
Aku ingin menjadi cahaya, seperti biksu yang bercinta dengan kesunyian
Menapaki tahapan-tahapan aneh. Menjelajahi malam-malam
Yang menyerupai siang, menggenggam matahari yang lebih terang

Terang menyadarkanku dari mimpi nyata ini. Tiba-tiba aku teringat kamu, perempuanku. Teringat kesedihanmu, kemarahanmu, sabarmu, gelisahmu, resahmu, wajahmu, tabahmu, tubuhmu, aku teringat segalanya. kutatap rautmu murung dan kesepian, seperti jarum waktu yang bergetar sebelum membeku.

Jangan cemas, kesendirian adalah hakikat manusia, genggamlah tanganku, dan aku
akan mendekapmu sepanjang abad yang menanti. aku cahaya, peluklah yang erat
gelap gulitamu akan terang, wajah jelitamu dalam puisiku akan tersirat.
Kita tidak akan terbakar. Kita bersinar. Kita saling bersandar.
Genggamlah tanganku selama nyawamu memburuku,
Selama rindu membuatmu gelisah sepanjang waktu

Bukankah kita sering bertemu dalam mimpi yang berulang-ulang?
Bukankah kamu ingin menggenggamku terus-menerus?
Biarkan mimpi menjadi tempat pelepas geletar rindu kita yang belum sampai
Biar kita nikmati saja cinta yang tak pernah usai

Sesungguhnya aku di dekatmu saat kesedihanmu membiru
Sesungguhnya aku mendekapmu, saat kamu kehilangan.
Aku hanya sebagian dari pahatan-pahatan rindumu
Aku hanya sebagian kata-kata yang belum sempat kamu sampaikan.

Kini aku adalah cahaya, tercipta dari percikan cintamu
yang belum sempurna. Kelak sempurna.

Agustus, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar